
Kami tiba di lokasi sekitar pk.11.30 siang dan tak lama kemudian Pak Edi sekeluarga tiba. Tiket masuknya terbilang murah dibandingkan obyek wisata yang lain 300 yen. Taman ini relatif baru dibangun, dibuka pada 14 April 1991. Luas areanya sekitar 3.7 hektar, dan merupakan miniatur dari kekayaan alam yang berada di wilayah Jepang Tengah. Tema yang mendasari pembangunan taman ini adalah “air”. Di sana-sini sungai yang airnya jernih mengalir, berbentuk air terjun. Aliran sungai berasal dari puncak gunung yang merupakan tiruan dari Ontake-san (gunung yang terletak di antara propinsi Nagano dan Gifu). Sungai yang mengalir merupakan tiruan dari Kisogawa, yaitu sungai yang mengalir dari propinsi Nagano, diteruskan ke propinsi Gifu, Aichi dan Mie, dan selanjutnya bermuara di Ise-wan (Wan gulf) yang berada di Jepang Tengah. Aliran sungai inilah yang dijadikan tema dalam mendesain taman Shirotori.
Karena saat ini masih berada dalam musim dingin, di sana-sini pohonnya gundul tak berdaun. Tetapi gundulnya pohon ini tidak mengurangi pesona wisata alam di taman Shirotori. Justru gemericik air, kelokan jernih aliran sungai terlihat jelas dan indah. Saat Sakura bersemi (akhir Maret ini atau awal April) barangkali bunga sakura yang bergelayut ke aliran sungai, akan memberikan sentuhan tersendiri yang membuat keindahan di Shirotori semakin lengkap.

Setelah sholat Dluhur di salah satu perhentian, sekitar pk.3 siang kami pulang diantar keluarga pak Edi. Di tengah jalan sempat turun butiran es kecil, yang dalam bahasa Jepang disebut “arare”. Sungguh aneh musim dingin kali ini. Rata-rata terbilang hangat dibandingkan dengan musim dingin sebelumnya, tetapi justru saat mendekati musim semi, suhu turun bahkan disertai arare. Semoga saja bunga Sakura tahun ini mekar lebih cepat, sehingga kami masih sempat membuat foto Sakura sekali lagi sebelum pulang.